Wikipedia

Hasil penelusuran

Translate

Senin, 20 Mei 2013

Agama Adalah Nasihat

Dari Abi Ruqayyah, Tamim bin Aus ad-Dâri radhiyallâhu'anhu, dari Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bahwasanya beliau bersabda: “Agama itu adalah nasihat, agama itu adalah nasihat, agama itu adalah nasihat”. Mereka (para sahabat) bertanya, ”Untuk siapa, wahai Rasûlullâh?” Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam menjawab, ”Untuk Allâh, Kitab-Nya, Rasul-Nya, Imam kaum Muslimin atau Mukminin, dan bagi kaum Muslimin pada umumnya.” Hadist ini merupakan ucapan singkat dan padat, yang hanya dimiliki oleh Nabi.Saw. Ucapan Singkat, namun memiliki artian yang luas dan tidak terbatas pada nasihat semata. banyak mengandung berbagai nilai dan manfaat penting. semua hukum syari'at baik ushul (pokok) maupun furu' (cabang) terdapat padanya. karena kitab Allah.SWT Mencakup seluruh permasalahan baik itu Ushul maupun Furu'. Berdasarkan Firman Allah.SWT. : Tidaklah Kami alpakan sesuatu pun dalam Kitab ini. (Qs al-An’âm/6:38) Oleh karena itu, ada pula Ulama yang berpendapat bahwa, hadist ini merupakan poros dari ajaran Islam. Dalam hadits ini Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam menamakan agama sebagai nasihat. Padahal beban syari’at sangat banyak dan tidak terbatas hanya pada nasihat. Lalu apakah maksud Beliau Shallallâhu 'Alaihi Wasallam tersebut? Para ulama telah memberikan jawaban. Pertama, hal ini bermakna, bahwa hampir semua ajaran agama Islam adalah nasihat, sebagaimana halnya sabda Beliau Shallallâhu 'Alaihi Wasallam: الْحَجُّ عَرَفَةُ Haji itu adalah wukuf di ‘Arafah.[5] Kedua, agama Islam itu seluruhnya adalah nasihat. Karena setiap amalan yang dilakukan tanpa disertai ikhlas, maka tidak termasuk agama Islam.[6] Setiap nasihat untuk Allâh Ta'ala menuntut pelaksanaan kewajiban agama secara sempurna. Inilah yang disebut derajat ihsân. Tidaklah sempurna nasihat untuk Allâh tanpa hal ini. Tidaklah mungkin dicapai, bila tanpa disertai kesempurnaan cinta yang wajib dan sunnah, tetapi juga diperlukan kesungguhan mendekatkan diri kepada Allâh Ta'ala, yaitu dengan melaksanakan sunnah-sunnah secara sempurna dan meninggalkan hal-hal yang haram dan makruh secara sempurna pula.[7] Ketiga, nasihat meliputi seluruh bagian Islam, iman, dan ihsân, sebagaimana telah dijelaskan dalam hadits Jibril. Dengan demikian jelaslah keterangan para ulama tentang maksud sabda beliau Shallallâhu 'Alaihi Wasallam “agama itu nasihat”. Karena nasihat, adakalanya bermakna pensifatan sesuatu dengan sifat kesempurnaan Allâh, Kitab-Nya, dan Rasul-Nya. Adakalanya merupakan penyempurnaan kekurangan yang terjadi, berupa nasihat untuk pemimpin dan kaum Muslimin pada umumnya, sebagaimana rincian selanjutnya dalam hadits ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar